TAFAQQUH FI AL-DIN PERSPEKTIF MUHAMMAD MUTAWALLI AL-SHA'RAWI (Kajian Kitab Khawatir al-Sha'rawi Hawl al-Qur'an al-Karim)

Kata kunci: Tafaqquhfi al-Din, Al-Qur’an, Tafsir, Al-Sha’rawi.

Dengan adanya Modernisasi kehidupan yang menyentuh semua aspek
kehidupan akibat revolusi Ilmu pengetahuan dan teknologi meniscayakan semua
pihak untuk meresponnya secara aktif dan kontekstual. Masalah-masalah
kontemporer yang datang silih berganti menuntut partisipasi aktif pesantren untuk
ikut memberikan kontribusi maksimal agar mampu memandu gerak dinamika
sejarah dengan nilai-nilai sucinya. Dengan permasalahan di atas, terdapat
beberapa rumusan masalah 1. Bagaimana penafsiran Tafaqquhfi al-Din dalam
perspektif Muhammad Mutawalli al-Sha’rawi? 2. Bagaimana implementasi
Tafaqquhfi al-Din di pondokpesantren?.
Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian pustaka
(libraryresearch) yaitu penulis akan mengumpulkan data-data melalui bacaanbacaaan dan literatur yang terkait dengan Tafaqquh fi al-Din yang ada pada
berbagai sumber baik dari sumber primer atau sekunder, dengan mengutamakan
sumber primer sebagai data pokok dan sumber sekunder sebagai penunjang.
Metode digunakan adalah kajian Tematik Tokoh.
Berdasarkan analisa, Muhammad Mutawalli Al-Sha’rawi tidak
menyebutkan secara eksplisit tentang Tafaqquh fi al-Din namun beliau
menjelaskan secara implisit bahwa Tafaqquh fi al-Din adalah Suatu upaya untuk
memahami agama yang membutuhkan proses utuk mempelajarinnya yaitu
dengan belajar, dan dari belajar tersebut memberikan pemahaman tentang agama
dan kemudian hal itu menjadi kebiasaan dalam keseharian mereka.Beliau juga
menjelaskan urgensi Tafaqquh fi al-Din yaitu untuk berdakwah dengan cara
mengajarkannya pada orang lain, agar masyarakat terhindar dari hal-hal yang
merugikan mereka. Adapun Implementasi Tafaqquh fi al-Din di pondok pesantren
mempunyai banyak cara namun peneliti hanya menulis beberapa cara saja yakni
pertama, Kajian Kitab Kuning (Qira’atul Kutub) atau metode sorogan, kedua,
sholat berjama’ah 5 waktu, ketiga, Membaca aurad/wirid, keempat, Membaca
sholawat. Dari beberapa cara implementasi tersebut maka implementasi Tafaqquh
Fi al-Din di Pondok Pesantren adalah cara yang paling berhasil di terapkan dalam
kehidupan ini.