IMPLEMENTASI DAKWAH BIL HAL DALAM PRAKTIK KEPEMIMPINAN: STUDY HISTORY K.H. MUFASSIR SHOLEH DI DESA KARANGANOM KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN LAMONGAN

Kata Kunci: Dakwah Bil Hal, Kepemimpinan, K.H. Mufassir Sholeh.

K.H. Mufassir Sholeh merupakan sosok kiai yang kharismatik, demokratis dan paternalistik. Beliau merupakan salah satu ulama’ yang tidak mau menerima bantuan pemerintah. Penelitian ini membahas tentang potret dakwah bil hal dalam kepemimpinan K.H Mufassir Sholeh di Desa Karanganom Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena pendekatan ini digunakan untuk mendapat data yang mendalam dan bermakna tentang dakwah bil hal dalam kepemimpinan. Oleh sebab itu, proses penelitian ini diharapkan menghasilkan data-data deskriptif berupa data tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana dakwah bil hal dalam kepemimpinan K.H. Mufassir Sholeh dan bagaimana faktor pendukung dan penghambat dakwah bil hal dalam kepemimpinan K.H. Mufassir Sholeh di Desa Karanganom Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi dakwah bil hal dalam praktik kepemimpinan K.H. Mufassir Sholeh di Desa Karanganom Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan, yakni: membangun masjid, membentuk panitia zakat, membentuk panitia kurban, menganti sistem tradisi nenek moyang, melakukan penyelamatan ummat pada tahun 1966, membentuk Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), menugaskan tokoh agama di dusun Karanganom Wetan, mengoptimalkan keamanan desa, mengorientasikan pembagian ganjaran tokoh di desa Karanganom, mengorientasikan pembangunan balai desa, membangun jembatan yang menghubungkan antara desa Karanganon dengan dusun Wedeng desa Sukorejo, membangun madrasah dan menolak kebijakan SD Inpres. Adapun faktor pendukung implementasi dakwah bil hal dalam praktik kepemimpinan K.H. Mufassir Sholeh di Desa Karanganom Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan, yakni: berasal dari keluarga terpandang, kondisi ekonomi keluarga yang mapan, memiliki intelektual serta ilmu agama yang tinggi, tanggap dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, dan mendapat dukungan dari masyarakat desa Karanganom. Sedangkan faktor penghambat dari kegiatan dakwah bil hal dalam kepemimpinannya, yakni: kondisi ekonomi masyarakat desa Karanganom yang belum stabil/sulit dan K.H. Mufassir Sholeh yang kurang mendapat dukungan dari pemerintahan Orde Baru.