PERAN MASJID DALAM MEMBENTUK NILAI NILAI TOLERANSI INTERNAL PADA MASYARAKAT PLURALISME (Studi Kasus di Masjid Nurul Jannah Gresik)

Kata Kunci: Peran, Masjid, Islam moderat.

Masjid merupakan tempat pusan peradaban ummat islam di masa
rasulullah. Masjid tidak hanya digunakan untuk sholat berjama’ah, melainkan bisa
digunakan untuk kegiatan lainnya seperti pelantikan IPNU,IPPNU, Kepala desa,
Camat, belajar mengaji, berdakwah, bahkan berolah raga.
Namun setelah berkembangnya zaman dan semakin banyaknya ormas
islam di Indonesia, masjid kadang melampaui batas dalam menggunakan
perannya. Sehingga faham faham radikal mulai muncul dari kajian yang ada di
masjid. Karena masjid merupakan tempat yang selalu ramai dan merupakan hal
yang mudah dimasuki oleh orang yang memiliki faham radikal dan liberal. Oleh
karena itu, setiap masjid harus memiliki nilai nilai moderat yang diterapkan dalam
suatu aturan. Agar tidak menjadi masjid yang kolot, jumud dan berlebihan.
Sebagaimana masjid nurul jannah yang ada di desa ngipik, Gresik. Masjid
tersebut sangatlah menerapkan nilai nilai humorisme dan moderat. Yang mana
tidak melihat dengan pandangan sebelah mata pada setiam ormas. Semua ormas
islam dihargai dan tentunya memberikan kebebasan kepada setiap jama’ah untuk
beribadah sesuai dengan keyakinan ormas masing masing. Dari situ masyarakat
lebih menghargai dan tidak mudah menyalahkan orang yang tidak sefaham
dengannya. Oleh karena itu, peniliti sangatlah penasaran bagaimana metode
masjid tersebut dalam mengembangkan nilai islam modrat dengan rumusan
masalah: 1. Apa peran masjid terhadap kerukunan masyarakat 2. Bagaimana
metode masjid nurul jannah dalam mengembangkan nilai islam moderat 3.
Implementasi metode tersebut pada setiap kegiatan yang ada di masjid nurul
jannah Gresik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masjid nurul jannah sangat berperan
dalam kegiatan masyarakat. baik dalam aspek dakwah, pendidikan, sosial
masyarakat, kesehatan, dan perekonomian. Metode yang digunakan secara rinci
ada tiga yaitu: 1.Memberikan pengertian terhadap masyarakat 2. Memberikan
kebebabasan bagi masyarakat untuk beribadah sesuai dengan golongan keyakinan
masing masing. 3. Mengadakan kajian dari pemateri dari macam macam
organisasi islam. Adapun tiga metode tersebut dipraktekkan dalam kegiatan
kegiatan yang pada umumnya terjadi perbedaan antar ormas islam seperti sholat
tarawih, qunut subuh, wirid setelah sholat, sholat jum’at, penetapan awal
ramadlan dan hari raya