TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN HADIAH AKHIR TAHUN (STUDI KASUS KOPSYAH MUI CABANG BUNGAH)

Kata Kunci : Hibah, Hadiah, Kopsyah, Hukum Islam.
Kopsyah MUI adalah salah satu lembaga keuangan yang melakukan kegiatan
penghimpun dana dari masyarakat, yaitu dengan sistem simpanan dan pembiayaan.
Produk simpanan berupa simpanan umum syariah, simpanan pelajar, simpanan
qurban, simpanan haji/umrah, simpanan berjangka, dan produk pembiayaan berupa
pembiayaan murabahah, pembiayaan mudhorobah, pembiayaan musyarakah,rahn,
IMBT, ijarah, dan kafalah haji. Pemberian hadiah akhir tahun dibagikan setiap akhir
tahun, masalahnya dari pemberian hadiah akhir tahun ini adalah koperasi memberikan
hadiah dengan syarat. Dari sini penulis tertarik meneliti hal tersebut yaitu : pertama
Bagaimana Praktek pemberian hadiah akhir tahun di Kopsyah MUI cabang Bungah.
Kedua Bagaimana tinjauan hukum Islam pada syarat ketentuan pemberian hadiah
akhir tahun di Kopsyah MUI cabang Bungah.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dengan sifat
penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini adalah memberikan penjelasan
mengenai pemberian hadiah bersyarat dengan cara undian pada Kopsyah MUI.
Peneliti menggunakan teknik analisis data secara deskriptif melalui pendekatan
kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hadiah itu
diperbolehkan dalam Islam karena bertujuan terwujudnya hubungan baik dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Dalam Islam terutama dalam konteks
muamalah pada dasarnya diperbolehkan, dalam Kopsyah MUI cabang Bungah
pemberian hadiah akhir tahun dengan syarat yang berupa barang dalam hukum Islam
tidak sesuai dengan aturan syarat dan rukun. Karena orang yang memberi hadiah
tidak memiliki hak kepemilikan (pemilik yang sah) barang yang dihibahkan. Dalam
Fatwa DSN-MUI No. 86/DSN-MUI/2012 pemberian hadiah akhir tahun pada
Kopsyah MUI cabang Bungah sudah sesuai dan tidak bertentangan, karena syaratsyarat
yang ditentukan tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pendapat
Syeikh Muhammad Abduh tentang undian ini diharamkan, karena termasuk
memakan harta orang lain.