EFEKTIVITAS STRATEGI MEDIATOR DALAM MEDIASI PARA PIHAK PERSPEKTIF SOERJONO SOEKANTO (Studi Kasus di Pengadilan Agama Gresik)

Kata Kunci: Efektivitas , Strategi Mediator, Mediasi
Penelitian ini menggali efektivitas strategi mediator dalam konteks mediasi
di Pengadilan Agama Gresik, dengan memfokuskan pada perspektif Soerjono
Soekanto, seorang ahli hukum terkemuka. Studi ini mencoba menganalisis dan
memahami pandangan Soerjono Soekanto tentang bagaimana mediator dapat
memainkan peran kunci dalam memediasi para pihak yang terlibat dalam sengketa
di ranah hukum agama. Metode penelitian ini melibatkan tinjauan literatur terhadap
karya-karya Soerjono Soekanto yang relevan dengan mediasi di Pengadilan Agama,
serta analisis terhadap implementasi strategi mediator yang disarankan oleh
Soekanto dalam konteks praktik mediasi. Dengan rumusan masalah 1) Bagaimana
strategi mediator dalam memediasi para pihak di Pengadilan Agama Gresik. 2)
Bagaimana efektivitas strategi mediator dalam memediasi para pihak perspektif
Soerjono Soekanto.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis empiris dengan
mendatangi lapangan atau dilakukan langsung pada objeknya di Pengadilan Agama
Gresik. Guna untuk mencari data yang diperlukan dalam penelitan melalui
wawancara dan dokumenatsi.
Soerjono Soekanto mengemukan teerdapat 5 faktor yang dapat menjadi
tolak ukur efektivitas hukum yaitu: faktor hukum atau undang-undang, faktor
penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat, dan faktor
kebudayaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang digunakan mediator
di Pengadilan Agama Gresik sesuai dengan 5 faktor pandangan Soerjono Soekanto.
Sehingga strategi tersebut dapat diartikan efekttif. Sesuai pada PERMA No. 01
Tahun 2016 strategi yang telah dipaparkan mediator dalam wawancara di
Pengadilan Agama Gresik. Secara keberhasilan mediasi dari keseluruhan mediator
Pengadilan Agama Gresik telah mencapai 51.82% keberhasilan mediasi dari 440
perkara yang bisa dimediasi di tahun 2022 dengan rincian 20 berhasil, 208 berhasil
sebagian dan 212 gagal sehingga bisa dikatakan efektif. Sebagaimana hasil
wawancara berhasil sebagian tergolong dalam berhasil karena telah mencapai
kesepakatan antara kedua pihak. Tidak secara individual beberapa mediator masih
belum mencapai tingkat keberhasilan yang lebih sehingga belum bisa dikatakan
efektif.