TRADISI NIKAH MALEM SONGO PERSPEKRIF 'URF (Studi Kasus Di Desa Banjaran Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro)

Kata Kunci: Tradisi, Nikah, Malem Songo Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya berlangsungannya pernikahan malam ke 29 Ramadhan, fenomena tradisi pernikahan ini disebut malem songo yang sudah turun-temurun dan tidak diketahui pasti kapan tradisi tersebut pertama kali dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melihat Bagaimana Tradisi Menikah Malem Songo Pada Masyarakat Desa Banjaran Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro dan melihat Bagaimana Pernikahan Malem Songo Di Masyarakat Desa Banjaran Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Berdasarkan Perspektif „Urf. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif empiris untuk mencari dan menemukan definisi tertentu atau fenomena yang berada pada latar yang berkonteks khusus. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data primer yakni wawancara kepada penghulu nikah, kepala desa, dan masyarakat yang melaksanakan nikah di malem songo dan data sekunder buku-buku yang memiliki relevansi dalam penelitian yang kemudian data tersebut diedit, diperiksa dan disusun secara cermat dan diatur sedemikian rupa kemudian dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tradisi nikah malem songo adalah tradisi yang dilakukan pada malam 29 ramadhan yang mengakar di Masyarakat Desa Banjaran Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Adapun motif pernikahan malem songo bagi masyarakat Desa Banjaran terbagi menjadi tiga yaitu mencari keberkahan, menghindari balak atau sial karena ketidak cocokan weton, dan Menghemat Biaya. Pernikahan malem songo ini diperbolehkan dan tergolong pada kategori „urf shahih, dikarenakan dalam pelaksanaannya tidak bertentangan dengan agama, tidak menghilangkan kemaslahatan dan tidak pula membawa mudharat.