KONSEP PENDIDIKAN SPIRITUAL PRESPEKTIF IBNU ATHA'ILLAH AS-SAKANDARI DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA

Kata kunci : Pendidikan Spiritual, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, Pendidikan Karakter

Seiring kemajuan zaman pada pendidikan yang dijalankan setidaknya di Indonesia masih menyisakan banyak problematika baik dilihat dari pendidikan secara umum maupun dilihat dari pendidikan islam, hal ini mendorong munculnya tawaran�tawaran bahwa pendidikan di Indonesia harus mengedepankan pendidikan karakter
beserta berbagai macam desain dan pendekatannya, ada juga tawaran yakni pendidikan
spiritual yang berlandaskan nilai-nilai tasawuf keislaman. Dan pendidikan spiritual
lebih spesifik dari pendidikan karakter yaitu lebih pada aspek spirit atau kejiwaan.
Kemudian Ibnu Atha’illah as-Sakandari yang merupakan salah satu diantara ulama' sufi
yang membahas mengenai pendidikan spiritual yang dimana sala satu karyanya yaitu
al-Ḥikam al-Aṭhāiyah. Berangkat dari hal itu maka penelitian ini bertujuan untuk 1)
menganalisis tentang konsep pendidikan spiritual prespektif Ibnu Atha’illah as�Sakandari, 2) menganalisis tentang relevansi antara konsep pendidikan spiritual
prespektif Ibnu Atha’illah as-Sakandari dengan pendidikan karakter di Indonesia.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis
penelitian kajian pustaka (library research). Adapun sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal, dan karya ilmiah lain yang relevan dalam
pembahasan. dan teknik pengumpulan data yang digunakan di penelitian ini
menggunakan metode kepustakaan dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan
bahwasanya terdapat relevansi atau hubungan yang kuat antara pendidikan spiritual
menurut prespektif Ibnu Atha’illah as-Sakandari dengan pendidikan karakter yang ada
di indonesia.
Adapun hasil dari penelitian ini antara lain: Pertama, Metode yang dijelaskan
oleh Ibni Atha’illah dapat disebut dengan istilah sulūk atau ṭharīq. Terdapat lima poin
konsep dalam pendidikan Spiritual sulūk, yaitu tiga konsep utama: 1) hal-hal negatif
)العلل(، 2 (Etika sesuai asas ketakwaan (األخالق(، 3 (Pengetahuan tentang hidup (المعارف (،
dan dua konsep tambahan: 1) Situasi (األحوال(، 2 (Perbuatan yang sejalan dengan empat
konsep sebelumnya (األعمال(. Kedua, Adapun relevansi dari pengertian pendidikan itu
sendiri yang berarti sebuah proses penanaman nilai. Yang berbeda adalah terletak pada
nilai apa yang akan ditanamkan pada peserta didik yang mana pendidikan sepiritual
memiliki arti lebih khusus dari pada pendidkan karakter dari nilai-nilai yang di
tanamkan pada pesrta didik. Relevansi metode sulūk pada pendidikan karakter di
Indonesia terdapat dalam beberapa hal: 1) paradigma pendidikan yang langsung
ditunjukkan pada peserta didik bukan pendidik atau tenaga kependidikan, artinya
membahas langsung apa yang harus dilakukan oleh peserta didik pada dirinya sendiri
dalam proses pendidikan, 2) penjelasan moral buruk (bad morals) yakni moral atau
rintangan yang akan dihadapi peserta didik dalam proses pendidikan yang harus ia
benahi sendiri.