HATI YANG MATI PERSPEKTIF MUHAMMAD MUTAWALLI AL-SHA'RAWI (Kajian Kitab Tafsir Khawatir al-Sha'rawi Hawl Al-Qur'an al-Karim)

Kata Kunci: Hati yang Mati, Al-Qur’an, al- Sha’ra>wi>.

Hati yang mati merupakan salah satu sifat hati manusia dan tingkatan hati yang paling
rendah. Hati yang mati dapat menjadikan pemiliknya terjerumus kepada perbuatan-perbuatan
yang yang tidak disukai oleh Allah SWT, karena hati tersebut tertutup rapat sehingga tidak
dapat menerima nasihat dan pelajaran, sebab akal telah terpengaruh oleh hati tersebut hingga
tidak dapat berfikir dengan baik.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana penafsiran al- Sha’ra>wi>
terhadap ayat-ayat tentang hati yang mati. (2) bagaimana cara seseorang agar terhindar dari
hati yang mati dalam kehidupan sehari-hari perspektif al- Sha’ra>wi>.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian kepustakaan (library research).Penelitian ini dilandaskan kepada
model penelitian tematik tokoh, dan penelitian ini menggunakan data-data deskriptif untuk
memberikan penjelasan tentang ayat hati yang mati perspektif al-Sha’ra>wi>, serta mengetahui
cara menghindari hati yang mati dalam kehidupan sehari-hari perspektif al- Sha’ra>wi>.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa hati yang mati dalam penafsiran al-Sha’ra>wi>
yaitu: 1) hati yang tidak dapat menerima petunjuk dan segala macam kebaikan, dan tidak
beriman, 2) dadanya sempit untuk menerima cahaya Islam, dan dipenuhi dengan kebohongan
atau kesalahan, 3) menjadikan materi dunia sebagai prioritas hidup, 4) mengulur waktu untuk
segera mengingat dan bertaubat kepada Allah, 5) tidak mengakui nikmat-nikmat yang Allah
beikan dan tidak pula bersuka cita atasnya, 6) hati yang telah ditandai dan disegel oleh Allah,
dan Allah meninggalkannya dalam kesesatan . Sedangkan cara agar seseorang terhindar dari
hati yang mati dalam kehidupan sehari-hari perspektif al-Sha’ra>wi>, diantaranya yaitu:
menanamkan iman dalam hati, senantiasa berdzikir kepada Allah SWT, berserah diri, tunduk,
memohon pertolongan, dan bertaubat atas dosa-dosa kepada Allah, memperhatikan indahnya
ciptaan Allah SWT, bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, mengingat tujuan
diciptakannya hati, dan berbuat ih}san.