RELASI GURU DAN MURID PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI

Kata Kunci: Relasi, Guru dan Murid, Imam Al-Ghazāli

Dalam proses perjalanan mencari ilmu, maka ada dua poros utama, satu pemberi ilmu (guru) dan satu penerima ilmu (murid). Tanpa guru, murid tidak akan maksimal mendapatkan ilmu, dan tanpa murid guru tidak bisa mewariskan ilmunya. Imam Al-Ghazālī sebagai salah satu tokoh pendidikan menjelaskan bahwa: “berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar terletak pada pola hubungan antara guru dan peserta didik yang baik”. Jelas bahwa relasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan dan ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) bagaimana relasi guru dan murid perspektif Imam Al-Ghazali? (2) bagaimana dampak positif dan negatif dari relasi guru dan murid dalam dunia pendidikan?
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis (library research), penelitian ini dilakukan dengan menggali informasi-informasi penting terkait penelitian, dengan membaca dan menganalisis berbagai kitab, hadis- hadis, ayat-ayat yang berhubungan dengan pentingnya sebuah relasi atau hubungan antara guru dan murid dalam dunia pendidikan. Serta menelaah bahan-bahan pustaka seperti buku-buku sumber primer dan sekunder, kemudian data tersebut di analisis dan di hubungkan kepada bahasan relasi guru murid dengan menggunakan metode analisis (content analysis).
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa landasan dari sebuah relasi atau hubungan yang baik antar sesama manusia baik guru dan murid terdapat pada konsep ethos menurut Imam Al-Ghazali dalam salah satu kitabnya yaitu Ihya’ Ulumuddin juz 1. Al-Qur’an juga mengisyaratkan dalam surat Al-Luqman Ayat 18: bahwa hubungan sesama manusia harus dilandasi oleh sebuah konsep yaitu ethos (adab) dan dilandasi oleh persamaan derajat antar sesama, sehingga pola hubungan yang terjadi dilandasi oleh norma kesopanan atau biasa disebut dengan akhlaq karimah.