NILAI AKHLAK DALAM SURAH AL-'ADIYAT (STUDI KOMPARATIF ANTARA PENAFSIRAN AHMAD MUSTAFA AL-MARAGHI DAN M.QURAISH SHIHAB)

KataKunci:Akhlak, Al-‘Adiyat,Ah{mad Mus{t{afa al-Maraghi>, M. Quraish Shiha>b.

Latar belakang penelitian ini di dorong oleh krisis tokoh teladan di indonesia, dengan banyaknya kasus kriminal dan masalah akhlak yang mempengaruhi masyarakat, oleh karena itu masalah akhlak harus benar-benar di perhatikan supaya manusia bisa melawan hawa nafsunya untuk lebih menjaga kemuliaan fitrahnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai akhlak dalam dalam surah al-‘Adiyat dalam perspektifAh>mad Mus{t{afa al-Mara>ghi> dan M. Quraish Shiha>bserta mengimplementasikan nilai- nilai akhlak tersebut dalam kehidupan modern.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan data- data melalui kitab- kitab tafsir dan buku pendukung lainnya. Dalam ilmu tafsir metode muqarin (komparatif) adalah sejenis metode tafsir yang menggunakan cara perbandingan, dalam penelitian ini yaitu mengemukakan perbandingan penafsiran surah Al-‘Adiyat yang ditulis oleh Ah{mad mus{t{afa al-Maraghi> dalam kitab tafsir al-Maraghidan M. Quraish Shiha>b dalam kitab tafsir al- Mishbah.

Hasil dari penelitian ini, dalam penafsiranAhmad Mus{t{afa al- Maraghi>danM. Quraish Shiha>bterhadap surah al- ‘Adiyat adalah menunjukkan kesamaan dalam menjelaskan makna ayat, namun dengan intensitas yang berbeda.Perbedaannya adalah Al-Maraghi menekankan kesederhanaan dan keikhlasan dalam mengelola harta, serta pengungkapan isi hati manusia pada hari kiamat sebagai bagian dari pertanggungjawaban. Sementara itu, Quraish Shihab menyoroti pentingnya kepemimpinan dan tanggung jawab sosial, juga kesadaran akan pengawasan Ilahi terhadap perbuatan manusia, kemudian pada kecintaan kepada harta Ahmad Mus{t{afa al-Maraghi menafsirkan hanya fokus kepada cinta kepada harta sehingga manusia menjadi bakhil sedangkanM. Q uraish Shiha>b menafsirkan tentang kata cinta, ada dua jenis kecintaan yaitu cinta kepada harta dan selain harta. dalam penafsiran Ah{mad Mus{t{afa al-Maraghi> menekankan pengingkaran terhadap nikmat Allah, sementara M. Quraish Shiha>b menyoroti ketidakbersyukuran dan kekikiran manusia.