CINDY JULIA PRAMUDITA, 20200890101051 (2024) RELEVANSI KONSEP KESETARAAN GENDER PERSPEKTIF AMINA WADUD MUHSIN DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Other thesis, Universitas Kiai Abdullah Faqih Gresik.
![[thumbnail of 1 COVER.pdf]](https://repository.unkafa.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
1 COVER.pdf
Download (105kB)
![[thumbnail of 3 ABSTRAK INDONESIA DAN INGGRIS.pdf]](https://repository.unkafa.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
3 ABSTRAK INDONESIA DAN INGGRIS.pdf
Download (154kB)
![[thumbnail of 6 BAB II KAJIAN TEORI.pdf]](https://repository.unkafa.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
6 BAB II KAJIAN TEORI.pdf
Restricted to Registered users only
Download (502kB)
![[thumbnail of FULL TEXT_S.1_TARBIYAH_PENDIDIKAN AGAMA ISLAM_20200890101051_CINDY JULIA PRAMUDITA.pdf]](https://repository.unkafa.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
FULL TEXT_S.1_TARBIYAH_PENDIDIKAN AGAMA ISLAM_20200890101051_CINDY JULIA PRAMUDITA.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
Kata Kunci: Konsep Kesetaraan Gender, Amina Wadud Muhsin, Pendidikan Islam
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kelirunya pemahaman masyarakat mengenai konsep kesetaraan gender. Kekeliruan dalam mengartikan pengertian antara jenis kelamin dan gender, membuat posisi wanita selalu berada dibawah kekuasaan laki-laki. Amina wadud muhsin adalah salah satu penggiat feminism islam yang mencoba merekonstruksi ulang mengenai penafsiran-penafsiran Al-Qur’an mengenai wanita, karena beliau menganggap tidak ada suatu penafsiran yang benar-benar objektif, karena setiap pemahaman atau penafsian terhadap suatu teks (ayat), termasuk kitab suci Al-Qur’an sangat dipengaruhi oleh perspektif mufassirnya dan sosial budaya yang melatarbelakanginya. Islam mengakui adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Namun bukan berarti meninggikan pihak satu sedangkan melemahkan pihak yang lainnya. Perbedaan tersebut merupakan relasi yang bersifat fungsional. Dari uraian diatas, timbul masalah yang akan diangkat oleh penulis, yaitu: 1) Bagaimana relevansi antara konsep kesetaraan gender Amina Wadud Muhsin dengan Pendidikan islam. 2) Bagaimana pendapat atau kritik para ahli terhadap konsep kesetaraan gender menurut perspektif Amina Wadud Muhsin.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pustaka (library research) dimana peneliti mengumpulkan data-data melalui sumber primer dan sumber sekunder sebagai rujukan dalam penelitian. Dari sumber-sumber tersebutlah kemudian data-data yang diperoleh dianalisis isi (content analysis) untuk mendapat informasi yang diinginkan.
Hasil penelitian ini adalah Pondok pesantren memegang peranan penting dalam pengembangan pendidikan Islam. Sistem pembelajaran yang umum diterapkan dalam pesantren yang mengadakan pengajian klasikal adalah pemisahan antara kelas santri putra dan santri putri. Hal ini dilakukan karena dalam ajaran Islam melarang bercampurnya antara laki-laki dan perempuan. Dan hal ini dilakukan untuk menghindari adanya fitnah akibat perkumpulan antara laki-laki dan perempuan dalam satu ruang. Konsep kesetaraan gender yang ditawarkan oleh amina wadud muhsin masih sedikit kurang relevan dengan sistem pendidikan yang diadakan di pondok pesantren sebagai lembaga dari pendidikan islam. Karena kebanyakan pesantren menerapkan sistem pembelajaran dengan cara memisahkan kelas antara santri putra dan putri, tetapi ada juga beberapa pesantren yang menggunakan sistem pembelajaran yang menggabungkan kelas antara santri putra dan putri. Pandangan dan konsep kesetaraan gender menurut perspektif Amina Wadud dapat memberikan kontribusi yang berbeda dalam konteks pendidikan Islam. karena ia menyoroti isu-isu yang sering kali diabaikan atau dianggap kontroversial dalam tradisi keilmuan Islam tradisional.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Pendidikan Islam Wanita dalam Islam |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah |
Depositing User: | Pustakawan UNKAFA |
Date Deposited: | 22 Dec 2024 04:35 |
Last Modified: | 22 Dec 2024 04:35 |
URI: | https://repository.unkafa.ac.id/id/eprint/102 |